Senin, 10 Agustus 2020

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK PADA SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 1 KEFAMENANU TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

ABSTRAK

Pembelajaran model TPS untuk meningkatkan kemampuan  menyimpulkan isi cerita mengalami banyak kesulitan. Penyebabnya adalah  pembelajaran yang monoton sehingga siswa  bosan, kurang berminat dan kurang bersemangat. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi cerita anak pada siswa kelas VII G dengan model TPS. Jenis penelitiannya adalah PTK. Subjek penelitiannya: siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Kefamenanu, sebanyak 25 siswa. Hasil penelitiannya adalah 1) Model pembelajaran TPS merupakan sebuah model pembelajaran efektif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, 2) Penerapan model pembelajaran TPS dapat meningkatkan kemampuan siswa menyimpulkan isi cerita anak pada siswa kelas VII G, 3) Penerapan TPS dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran.

Kata kunci: menyimpulkan isi cerita anak, model Think Pair Share

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebelum membaca dan menulis, manusia dituntut untuk memiliki ketrampilan menyimak dan berbicara. Menyimak dan berbicara merupakan ketrampilan berbahasa reseptif yang kompleks. Membaca memiliki banyak manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Manfaat membaca diantaranya untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan serta memahami isi teks bacaan. Untuk memahami teks bacaan, perlu memiliki berbagai teknik membaca. Menurut Santoso, dkk. (2009: 3,19) menjelaskan jenis-jenis membaca yang diberikan di SMP yaitu membaca teknik, membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca indah, membaca cepat, membaca pustaka dan membaca bahasa.

Kenyataan membuktikan bahwa tidak semua orang menguasai berbagai teknik-teknik membaca yang telah dikemukakan. Penguasaan teknik membaca itu sangat penting  bagi seorang siswa. Kemampuan membaca merupakan kemampuan untuk dapat mempelajari teks bacaan suatu mata pelajaran. Salah satu cara untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai suatu teks cerita, dapat dilakukan dengan menugaskan siswa untuk menceritakan kembali isi cerita, dan mengajukan pertanyaan tentang isi cerita serta dengan menyimpulkan isi cerita tersebut.

Dalam pembelajaran menyimpulkan isi cerita siswa SMP di SMP Negeri 1 Kefamenanu, ternyata siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Hasil evaluasi mengenai menyimpulkan isi cerita yang dilakukan, diketahui bahwa banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Hal ini diduga disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi menyimpulkan isi cerita. Guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menyimpulkan isi cerita tanpa memberikan contoh secara langsung. Dari 25 orang siswa dalam kelas, hanya ada 3 orang siswa yang nilainya mencapai KKM. Sedangkan 22 siswa lainnya tidak mencapai KKM. Dari hasil yang diperoleh dari ke 22 siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa bosan mendengarkan ceramah dari guru. Siswa juga mengantuk ketika guru berceramah. Akibatnya banyak siswa yang pasif dan tidak aktif.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah pokok dari penelitian ini adalah, “Bagaimana meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi cerita anak pada siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).” Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi cerita anak pada siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).

Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti memerlukan metode pembelajaran yang sesuai untuk dapat membangkitkan minat siswa. Siswa diharapkan dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga memudahkan siswa untuk memahami dan menguasai materi pelajaran yang diajarkan. Metode yang digunakan diharapkan mampu membuat siswa saling berbagi dan melengkapi. Siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi diharapkan dapat membantu siswa yang lain yang memiliki tingkat pemahaman yang rendah. Kebanyakkan siswa takut untuk bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang tidak dipahaminya. Siswa akan cenderung bertanya kepada teman sejawatnya. Atas pertimbangan tersebut di atas, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Think Pair Share (TPS).  

Strategi metode Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share merupakan suatu cara efektif untuk menciptakan variasi suasana pola diskusi kelas. Asumsinya bahwa diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan. Prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share tersebut ini dapat merespon dan saling membantu antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Guru hanya melengkapi pembelajaran dengan penyajian singkat. TPS termasuk jenis metode pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Hal tersebut dikemukakan oleh Joanes dan Subada, dkk (2011: 7), yang menekankan bahwa model Think Pair Share membantu siswa  memfokuskan pikiran dan perilaku pada masalah yang dihadapi.

Penerapan model Think Pair Share dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Dalam model pembelajaran ini, siswa dapat bertukar pikiran dengan pasangannya dan teman lainnya untuk menjawab pertanyaan guru. Menurut Breman (2009: 161), TPS mencakup tiga tahap kegiatan utama yaitu: tahap Thinking (berpikir), tahap Pair (berpasangan) dan Share (berbagi). Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan TPS adalah sebagai berikut: 1) Thinking (berpikir) yaitu guru menggali pikiran siswa atas sebuah pertanyaan atau sebaliknya diberikan waktu agak lama untuk berpikir (think) mengenai pertanyaan yang diajarkan guru. 2) Pair (berpasangan) yaitu bersama teman sebangku, setiap pasangan siswa bebas mengemukakan pendapat.  Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang mereka peroleh dari guru untuk menyatukan pendapat dengan menjawab pertanyaan/mengatasi masalah. 3) Sharing (berbagi) yaitu pada tahap akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi informasi dengan seluruh kelompok pasangan di kelas. Tahap Share (berbagi) ini dilanjutkan sampai sebagian besar pasangan mendapat hasil dari masalah yang didiskusikan untuk dilaporkan atau dipresentasikan.

Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut: 1) Bagi guru, dapat mengetahui penerapan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model TPS. Dengan demikian guru diharapkan menggunakan model pembelajaran secara tepat, sehingga menjadi metode pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran. 2) Bagi siswa, dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar, melatih berpikir kritis, cepat dan tepat, serta melatih kemampuan dan ketrampilan siswa. 3) Bagi sekolah, hasil penelitian akan diberikan kepada pihak sekolah sebagai bahan referensi dan diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran serta peningkatan mutu pendidikan khususnya di SMP Negeri 1 Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai wilayah kawasan perbatasan.

Berdasarkan permasalahan di atas dan penelitian terdahulu, perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk dapat dijadikan landasan agar dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. Peneliti termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk mengkaji lebih dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca melalui pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar.

METODE PENELITIAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar