ABSTRAK
Pembelajaran
model TPS untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi cerita mengalami banyak
kesulitan. Penyebabnya adalah pembelajaran
yang monoton sehingga siswa bosan,
kurang berminat dan kurang bersemangat. Penelitian ini bertujuan meningkatkan
kemampuan menyimpulkan isi cerita anak pada siswa kelas VII G dengan model TPS.
Jenis penelitiannya adalah PTK. Subjek penelitiannya: siswa kelas VII G SMP
Negeri 1 Kefamenanu, sebanyak 25 siswa. Hasil penelitiannya adalah 1) Model
pembelajaran TPS merupakan sebuah model pembelajaran efektif yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, 2) Penerapan model
pembelajaran TPS dapat meningkatkan kemampuan siswa menyimpulkan isi cerita
anak pada siswa kelas VII G, 3) Penerapan TPS dapat meningkatkan kreatifitas
siswa dalam pembelajaran.
Kata kunci: menyimpulkan isi cerita anak, model Think Pair Share
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup
empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sebelum membaca dan menulis, manusia dituntut untuk memiliki ketrampilan
menyimak dan berbicara. Menyimak dan berbicara merupakan ketrampilan berbahasa
reseptif yang kompleks. Membaca memiliki banyak manfaatnya bagi kehidupan
sehari-hari. Manfaat membaca diantaranya untuk memperoleh informasi dan ilmu
pengetahuan serta memahami isi teks bacaan. Untuk memahami teks bacaan, perlu
memiliki berbagai teknik membaca. Menurut Santoso, dkk. (2009: 3,19)
menjelaskan jenis-jenis membaca yang diberikan di SMP yaitu membaca teknik,
membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca indah, membaca cepat, membaca
pustaka dan membaca bahasa.
Kenyataan membuktikan bahwa tidak semua
orang menguasai berbagai teknik-teknik membaca yang telah dikemukakan.
Penguasaan teknik membaca itu sangat penting bagi seorang siswa. Kemampuan membaca
merupakan kemampuan untuk dapat mempelajari teks bacaan suatu mata pelajaran. Salah
satu cara untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai suatu teks cerita, dapat
dilakukan dengan menugaskan siswa untuk menceritakan kembali isi cerita, dan mengajukan
pertanyaan tentang isi cerita serta dengan menyimpulkan isi cerita tersebut.
Dalam pembelajaran menyimpulkan isi
cerita siswa SMP di SMP Negeri 1 Kefamenanu, ternyata siswa kurang aktif dalam
mengikuti pelajaran. Hasil evaluasi mengenai menyimpulkan isi cerita yang
dilakukan, diketahui bahwa banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Hal ini diduga disebabkan oleh metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi menyimpulkan isi
cerita. Guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menyimpulkan isi
cerita tanpa memberikan contoh secara langsung. Dari 25 orang siswa dalam
kelas, hanya ada 3 orang siswa yang nilainya mencapai KKM. Sedangkan 22 siswa
lainnya tidak mencapai KKM. Dari hasil yang diperoleh dari ke 22 siswa
tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa bosan mendengarkan ceramah dari guru.
Siswa juga mengantuk ketika guru berceramah. Akibatnya banyak siswa yang pasif
dan tidak aktif.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
masalah pokok dari penelitian ini adalah, “Bagaimana meningkatkan kemampuan menyimpulkan
isi cerita anak pada siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Kefamenanu Kabupaten Timor
Tengah Utara dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).” Dengan demikian
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menyimpulkan
isi cerita anak pada siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Kefamenanu Kabupaten Timor
Tengah Utara dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).
Untuk mengatasi permasalahan di atas,
peneliti memerlukan metode pembelajaran yang sesuai untuk dapat membangkitkan
minat siswa. Siswa diharapkan dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga
memudahkan siswa untuk memahami dan menguasai materi pelajaran yang diajarkan. Metode
yang digunakan diharapkan mampu membuat siswa saling berbagi dan melengkapi.
Siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi diharapkan dapat membantu
siswa yang lain yang memiliki tingkat pemahaman yang rendah. Kebanyakkan siswa
takut untuk bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang tidak
dipahaminya. Siswa akan cenderung bertanya kepada teman sejawatnya. Atas
pertimbangan tersebut di atas, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah metode Think Pair Share (TPS).
Strategi metode Think Pair Share (TPS)
atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share
merupakan suatu cara efektif untuk menciptakan variasi suasana pola diskusi
kelas. Asumsinya bahwa diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas
secara keseluruhan. Prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share tersebut ini
dapat merespon dan saling membantu antara siswa yang satu dengan siswa yang
lainnya. Guru hanya melengkapi pembelajaran dengan penyajian singkat. TPS
termasuk jenis metode pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Hal tersebut dikemukakan oleh Joanes dan Subada, dkk (2011:
7), yang menekankan bahwa model Think Pair Share membantu siswa memfokuskan pikiran dan perilaku pada masalah
yang dihadapi.
Penerapan model Think Pair Share dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Dalam model
pembelajaran ini, siswa dapat bertukar pikiran dengan pasangannya dan teman
lainnya untuk menjawab pertanyaan guru. Menurut Breman (2009: 161), TPS
mencakup tiga tahap kegiatan utama yaitu: tahap Thinking (berpikir), tahap Pair
(berpasangan) dan Share (berbagi). Adapun langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan TPS adalah sebagai berikut: 1) Thinking
(berpikir) yaitu guru menggali pikiran siswa atas sebuah pertanyaan atau
sebaliknya diberikan waktu agak lama untuk berpikir (think) mengenai pertanyaan
yang diajarkan guru. 2) Pair (berpasangan) yaitu bersama teman sebangku, setiap
pasangan siswa bebas mengemukakan pendapat.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa
yang mereka peroleh dari guru untuk menyatukan pendapat dengan menjawab
pertanyaan/mengatasi masalah. 3) Sharing (berbagi) yaitu pada tahap akhir ini
guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi informasi dengan seluruh kelompok
pasangan di kelas. Tahap Share (berbagi) ini dilanjutkan sampai sebagian besar
pasangan mendapat hasil dari masalah yang didiskusikan untuk dilaporkan atau
dipresentasikan.
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai berikut: 1) Bagi guru, dapat mengetahui penerapan pembelajaran
Bahasa Indonesia melalui model TPS. Dengan demikian guru diharapkan menggunakan
model pembelajaran secara tepat, sehingga menjadi metode pilihan dalam menyampaikan
materi pembelajaran. 2) Bagi siswa, dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk
lebih aktif dalam proses belajar, melatih berpikir kritis, cepat dan tepat,
serta melatih kemampuan dan ketrampilan siswa. 3) Bagi sekolah, hasil
penelitian akan diberikan kepada pihak sekolah sebagai bahan referensi dan
diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran serta
peningkatan mutu pendidikan khususnya di SMP Negeri 1 Kefamenanu Kabupaten
Timor Tengah Utara sebagai wilayah kawasan perbatasan.
Berdasarkan permasalahan di atas dan penelitian terdahulu, perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk dapat dijadikan landasan agar dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. Peneliti termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk mengkaji lebih dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca melalui pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar.
METODE PENELITIAN

Tidak ada komentar:
Posting Komentar